Virus
Corona atau Covid-19, yang dikenal juga dengan 2019-nCoV, kini menjadi masalah
kesehatan dunia. Sama seperti negara lain, Indonesia siap menghadapi sebaran
coronavirus yang bisa menyebabkan kematian. Apalagi sejumlah daerah mengumumkan
adanya suspect yang sedang dirawat di ruang isolasi. Wabah
penyakit terjadi juga di zaman Rasulullah SAW meski bukan virus corona. Wabah
tersebut salah satunya kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui
obatnya.
Nabi
memerintahkan tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau
leprosy.
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Artinya:
"Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit
kusta." (HR Bukhori)
Hadist
ini dinilai hasan dan sesuai bakteri penyebab kusta yang ternyata mudah menular
antar manusia. Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya jangan
berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah.
إِذَا سَمِعْتُمْ
بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا
فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya:
"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian
memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan
tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Hadist
ini mirip metode karantina yang kini dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Selain kusta, Nabi Muhammad SAW juga pernah menghadapi wabah di masa
hijrah ke Madinah. Saat itu situasi Madinah dikatakan sangat buruk dengan air
yang keruh dan penuh wabah penyakit
Menghadapi
situasi tersebut, Nabi Muhammad SAW meminta pengikutnya untuk sabar sambil
berharap pertolongan dari Allah SWT. Seperti diceritakan Aisyah, mereka yang
bersabar dijanjikan syahid.
Dalam
hadist juga disebutkan janji surga dan pahala bagi yang bersabar saat
menghadapi wabah penyakit.
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya:
"Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal
karenanya). (HR Bukhori)
Selain
di masa Rasulullah, kisah wabah penyakit juga ada di masa khalifah Umar bin
Khattab. Dalam hadist diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam
saat kabar wabah penyakit diterimanya dalam perjalanan.
Hadist
yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan
perjalanan.
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ
إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ،
فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ " إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا
وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ "
Artinya:
Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh.
Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf
kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi
jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat
itu." (HR Bukhori).
Dalam
hadist yang juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin
Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah
pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Menurut
Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah
Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT,
namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut
menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah
penyakit.
Wabah
penyakit sejatinya tidak pernah diharapkan muncul hingga mengakibatkan
kekhawatiran. Namun selalu ada alasan yang mengakibatkan wabah penyakit muncul
dengan dampak yang tidak bisa diperkirakan.
Menghadapi
kondisi ini, ada baiknya mengamalkan doa seperti yang dicontohkan Rasulullah
SAW dalam berbagai hadist.
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الأَسْقَامِ
Arab
latin: Allahumma inni a'udhu bika minal-barasi, wal- jununi, wal-judhami, wa
min sayyi'il-asqami'
Artinya:
"Ya Allah, aku mencari perlindungan kepadamu dari kusta, kegilaan, kaki
gajah, dan penyakit jahat. (HR Abu Daud)
Hadist
yang diriwayatkan Anas bin Malik tersebut mendapat kategori shahih. Selain
berdoa dan melaksanakan ibadah lain, tentu upaya pencegahan lain harus
dilakukan menghadapi wabah penyakit.
Sesuai
saran pemerintah, untuk mencegah infeksi virus corona sebaiknya selalu
menggunakan masker saat beraktivitas. Selain itu jaga kebersihan dengan rajin
cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Langkah selanjutnya adalah
segera ke dokter bila terjadi penurunan fungsi tubuh, terutama jika baru pulang
dari luar wilayah ataupun luar negeri.
Report by BBA
No comments:
Post a Comment