Antassalam

 

Antassalam

Aku menangis ketika tidak ada yang tahu aku menangis. Ada sesuatu di pikiranku. Meskipun aku berusaha mengabaikannya, hal itu tidak pergi. Bahkan, aku merasa mogok dari waktu ke waktu. Sesuatu itu terus datang dan selalu kembali.

Sepanjang hidupku, keraguan menjadi bagian dari diriku. Siang dan malam aku melawan rasa tidak aman ini. Bertanya mengapa, untuk apa, dan siapa aku. Aku benar-benar takut untuk bisa selalu berbagi. Ketakutan terbesarku adalah berakhir sendirian. Aku hanya manusia, manusia biasa, sekiranya kalian tahu itu.

Hari-hari telah terlewati dengan keangkuhan diri melupakan Ilahi. Aku tertawa terlalu banyak ketika hal-hal tidak selalu lucu. Namun, aku sangat pandai menyembunyikan rasa gelisah itu. Orang-orang bijak berkata kepadaku, “Ingatlah siapa kamu!”

Oh, jiwa! Saat ini aku hidup, suatu hari aku akan mati.

Hatiku lirih bermunajat, “Ya Tuhan, aku membutuhkan kedamaian-Mu. Aku masih percaya setelah kesulitan datang kemudahan.” Dengan kebesaran Allah, kala itu malam sisihkan langit dari bintang-bintang dan mulai turun tetesan air hujan. Tanpa sadar nikmatnya bumi karena kasih sayang-Nya yang takkan habis sampai di akhir perjalanan ini. 

Oh Allah….

Engkaulah As-Salam. Kau adalah cahaya sejati, dengan-Mu tenanglah hati. Kau adalah alasan aku tidak pernah menyerah. Kaulah satu, aku mencoba jalani hidupku untuk menyerahkan semua yang aku miliki. Kaulah euphony, Kaulah kunci semua inspirasi yang aku butuhkan.

Yang Maha Kukuh….

Engkau singkirkan semua teraha melintang di hadapanku dan buat sempurna petunjuk hidupku. Aku tidak akan kehilangan perjuangan untuk mimpi-mimpiku. Meskipun aku kehilangan semua yang aku punya, aku tahu bahwa aku dapat mengandalkan-Mu. Sebaliknya, tanpa-Mu aku hilang arah.

 

 

 

Ya Wadud.…

Kaulah cinta yang aku butuhkan. Engkau yang tahu takdirku dan kaulah hidupku. Ketika aku mencapai babak akhir nanti, aku harap aku puas dengan fakta bahwa aku sudah mencoba. Ya Allah, ya Khaliq, ya Mu’iz, ya Mudzil, bimbing hati ini. Ya ghofur, ya Syakur, ya wahab, terimalah taubat ya tawab.

Syukurku pada-Mu, Tuhanku. Jika Engkau mengizinkan usiaku lebih panjang, maka berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa agar aku bisa mengamalkan arti hidupku kepada orang-orang di sekitarku.

“Allahumma antassalam waminkassalam.”

Salam Cinta,

Hamba-Mu

Karya: Meydina Eka Cahyani_MAN 1 Bandar Lampung